Cara ternak kerbau yang baik yang harus diperhatikan ialah pemilihan bibit, perkandangan, pemberian makan, pengendalian penyakit, penangan pascapanen, dan pemasaran. Hal-hal tersebutla yang harus lebih diperhatikan untuk menjalankan ternak kerbau supaya hasil peternakan sesuai yang kita harapkan.
Di bawah ini kita akan membahas satu-persatu langkah-langkah cara ternak kerbau yang baik dan sesuai dengan aturan yang biasa dilakukan oleh para peternak di Indonesia.
Pemilihan Bibit
Memilih bibit ternak kerbau berpedoman pada sifat individu, bibit atau pengenalan jenis ternak, silsilah keturunan, dan berdasarkan keadaan luar serta umur ternak. Selain itu, diperhatikan pula daya produksi ternak, misalnya berat lahir, berat sapih, pertambahan berat badan, efisiensi penggunaan makanan dan kualitas daging atau karkas serta kemungkinan berdasarkan criteria pemenang dalam suatu perlombaan.
Silsilah keturunan : memiliki keturunan yang mulus, pertumbuhannya cepat besar dan kokoh, keadaan bentuk luar normal dan seimbang, kerbau jantan memiliki alat kelamin jantan yang normal, kerbau betina mempunyai ambing yang lembut dan puting 4 buah.
Kemudian kerbau harus sehat yang ditandai dengan keadaan matanya yang bersih dan beringas, kulit lembut mengkilap, badan tidak kurus, kaki kokoh, hidung bersih, lidah berbau rumput dan kotorannya normal.
Sifat Individu Bibit : sifat individu bibit ternak kerbau dapat dilakukan melalui pengenalan jenis atau tipe kerbau. Jenis kerbau yang ada di Indonesia terdiri atas kerbau lumpur, kerbau murrah, dan kerbau local.
Kerbau Lumpur, mempunyai kebiasaan berkubang di lumpur dan di rawa-rawa, merupakan kerbau yang ulet bekerja baik sebagai pengolah (membajak) tanah maupun penarik pedati, kerbau ini cucuk untuk produksi daging, sedangkan produksi susunya rendah.
Kerbau Murrah, ditandai dengan ukuran badan yang besar dan warna kulitnya hitam atau kelabu kehitam-hitaman, merupakan kerbau tipe susu, tetapi petani sering menggunakan kerbau ini untuk kerja di sawah.
Karakteristik kerbau murrah mempunyai kepala kecil dan tanduk berbentuk spiral, bobot badan jantan dewasa rata-rata 544 kg dan betina dewasa rata-rata 450 kg, produksi susu rata-rata per laktasi 1.800 kg dengan masa laktasi selama 9-10 bulan.
Kerbau Lokal, banyak terdapat di seluruh Indonesia. Di sumba, kerbau local sering di pakai untuk bekerja di sawah, sedangkan di Sumatra Barat kerbau local menunjukan tingkat status social seseorang di masyarakat.
Keadaan Luar dan Umur
Factor penting yang harus diperhatikan dalam memilih bibit kerbau adalah melalui pengamatan kesehatan ternak, umur, dan keadaan luar ternak.
Kesehatan, ciri kerbau sehat diantaranya: mata bersih (putih), kulit bercahaya, keadaan tubuh gemuk dan normal, bulu bersih dan tidak kurap, hidung ingusnya sedikit dan tidak berbau.
Umur Ternak, kerbau dapat dilihat melalui keadaan giginya. Gigi kerbau hanya terdapat pada rahang bawah, sedangkan rahang atas hanya merupakan bantalan keras yang digunakan untuk memotong rumput. Gigi pada rahang bawah berjumlah 8 buah (4 pasang).
Keadaan Bentuk Luar, kerbau dapat diketahui dengan memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
* Bentuk badan secara keseluruhan seimbang.
* Ternak calon pejantan mempunyai alat kelamin dan kakinya kuat.
* Ternak calon bibit betina mempunyai alat kelamin yang normal dan ambingnya baik.
* Ternak kerja dipilih yang kakinya kuat, perototan berisi dan tulang hidungnya besar.
Kadang yang baik memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut:
* Terpisah dari rumah dn jarak cukup jauh.
* Bahan kandang bisa di buat dan kaya atau bamboo dan atap dan genting atau seng yang murah.
* Lantai sebaiknya di semen atau dengan tanah yang di padatkan. Lantai kandang di buat lebih tinggi dari pada permukaan tanah sekitar nya.
* Ventilasi dalam kandang harus baik.
* Sistem saluran pembuangan (drainase) di dalam dan di luar kandang harus baik (tidak becek).
Ukuran kandang yang ideal untuk ternak kerbau sangat ditentukan oleh umur dan jenis kelamin ternak itu sendiri.sebagai pedoman ukuran kandang untuk satu ekor ternak kerbau ialah sebagai berikut:
a. Kerbau betina dewasa 1,5 m x 2 m2,
b. kerbau jantan dewasa 1,8 m x 2 m2, dan
c.kerbau stadium anak 1,5 m x 1 m2
kandang dilengkapi dengan dinding, tempat makanan dan air minum. Atap kandang kerbau dapat terbuat dari asbes maupun genting.
Pemberian makanan
Pada umumnya, pakan ternak kerbau terdiri atas baha hijauan makanan ternak (HMT) ,limbah pertanian, dan penguat (konsentrat).
Misalnya, susunan pemberian makanan ternak kerbau untuk tiap ekor dengan bobot 300kg dalam satu hari terdiri sebagai berikut.
1. Rumput segar (hijauan) 20 kg;
2. Jerami padi hasil pengolahan soda atau urea 7 kg;
3. Dedak halus 2,3 kg;
4. Kacang-kacangan segar 0,5 kg;
5. Garam 100 gr;
6. Vitamin dan mineral (premix)
Hijauan makanan ternak
ternak hijauan dewasa yang berat badan nya 350 kg-500 kg dapat diberikan bahan hijauan makanan (HMT) ternak atau rumput segar sebanyak 35 kg-50 kg/hari (10%dari berat badan). Pemberian hijaun biasanya diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore. Hijauan dapat berupa aneka rumput lapangan atau rumput budi biya, misalnya rumput gajah, rumput raja, rumput benggala, dan lain sebagai nya.
Pakan limbah pertanian
pada saat pakan hijauan sulit diperoleh terutama di musim kemarau, dapat dimanfaatkan libar pertanian misalnya jerami padi yang diolah dulu dengan cara penambahan soda dan amoniak.
* Siapkan alat-alat terdiri atas : drum yang dipotong, alat pengaduk, ember plastic, alat penyiram, dan timbangan.
* Siapkan bahan-bahan meliputi : jerami padi kering, air, dan soda.
* Soda dilarutkan dalam ember sampai larut. Tiap-tiap kg jerami padi digunakan takaran 2 sendok makan (30 g) soda di campur dengan 1 liter air.
* Jerami padi kemudian di potong kemudian dimasukan kedalam drum yang telah disediakan.
* Jerami dalam drum, misalnya volume 3 kg, disiranm dengan larutan soda sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata, kemudian campuran tadi didiamkan atau dibiarkan merata selama 8 jam.
Tatalaksana pengolahan jerami padi dengan penambahan pupuk urea adalah sebagai berikut:
* Siapkan alat terdiri atas : sendok, cangkul, alat penyiram, ember, timbangan, dan plastic.
* Siapkan bahan-bahan meliputi : jerami padi, pupuk urea dan air.
* Siapkan pupuk urea sebanyak 85 gr untuk setiap kg jerami padi.
* Pupuk urea dilarutkan dengan 1 liter air dalam ember kemudian aduk-aduk sampai rata atau larut semua.
* Buat lobang tempat penyimpanan jerami padi dengan ukuran lebar 75 cm, kedalaman 1 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan.
* Jerami yang telah disediakan di masukan kedalam lubang, yang didasarnya dialasi dengan plastic.
* Campuran urea yang telah di sediakan dimasukan kedalam kedalam alat penyiram dan disiramkan kedalam lobang yang telah berisi jerami.
* Jerami dipadatkan dan segera tutup dengan plastic, lalu ditimbun dengan tanah dasarnya
* Jerami padi tadi diabiarkan minimal 15 hari.
Dalam keadaan krisis hujan, pemberian jerami padi hasil pengolahan dengan penambahan soda atau urea kepada ternak kerbau sebanyak 30-35% dan jumlah hijauan yang dibutuhkan oleh ternak tersebut.
Pakan penguat (konsentrat)
Pakan penguat biasanya berupa dedak, jagung, tetes tebu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, onggok, dan lai-lain. Jumlah pemberian pakan penguat untuk ternak kebau dewasa sebanyak 4 kg 5kg atau 10% dan pemberian pakan hijauan. pemberian pakan penguat dilakukan 1 kali smapai dengan 2 kali, yaitu pagi dan sore.
Radang limpa (anthrax)
Penyakit anthrax disebabkan oleh kuman bacillus anthracis penyakit anthraxtelah dikenal di Indonesia sejak tahun 1885.
Tanda-tanda ternak kerbau terserang penyakit anthrax adalah sebagai berikut:
a. Suhu badan meningkat (demam) antara 40oC-42oC
b. Limpa membesar (bengkak)dan rapuh
c. Sukar bernafas
d. Pendarahan pada mulu, lubang hidung, telinga, dan anus
e. Kematian yang cepat (mendadak)
Pengobatan ternak yang tersserang penyakit anthrax yaitu dengan menggunakan anti serum anthrax dengan dosis 100-200 cc secara sucutan serta diberikan antibiotika berupa penisilin terramisin, dan silfat thiazole. sementara tindakan pencegahan penyakit anthrax dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Ternak sehat harus di vaksin anthrax strain dengan dosis 1cc secara subcutan.
b. Jangan menjual atau menyembelih atau memakan daging atau susu ternak yang sakit sebab dapat menular.
c. Ternak sakit harus di asingkan atau disingkirkan atau diisolir
d. Ternak yang mati harus di bakar dan di kubur cukup dalam (2 m-3 m).
e. Pada lokasi-lokasi yang berpenyakit anthrax tertutup bagi lalu-lintas hewan, kemudian baru dibuka lagi setelah 14 hari terhitung mulai sembuhnya hewan sakit terakhir
f. Kandang dan bekas peralatan ternak sakit harus dihapuskan atau tidak digunakan lagi
Mulut dan kuku (aphtae epizootica)
Penyakit mulut dan kuku disebut aphtae epizootica (AE) yang disebabkan oleh virus.
Tanda-tanda serangan penyakit mulut dan kuku adalah sebagai berikut:
a. Demam dan nafsu makan berkurang
b. Dari mulut keluar air liur terus menerus, lempuh-lempuh dan keropeng pada mulut lidah dan putting susu
c. Jalan pincang karena terjadi luka di kaki
d. Senang berbaring, lesu dan mendapat kesulitan waktu bangkit
e. Produksi daging dan susu menurun
Penyakit mulut dan kuku (MK) menular ternak lain melalui makanan yang tercemar ,airliur atu kotoran ternak. Pencegahan penyakit mulut dan kuku dapat dilakukan dengan cara vaksinasi, dan ternak sakit harus dipisah kan dengan ternak yang sehat, memindah kan hewan yang sakit, menjaga kebersihan kandang, dan makanan begizi.
Surra (mubeng)
penyebab penyakit sura adalah protozoa tripanosoma evansi yang ditularkan oleh lalat penghisap darah. di Indonesia penyakit ini dikenal sejak tahun1987. gejala serangan penyakit surra adalah sebagai berikut
a. Bengkan bagian leher sampai dada bagian depan, perut bagian bawah sampai pelir (scrotum)
b. Demam meningkat
c. Ternak tampak berputar–putar dan
d. Sesak nfas, lemah, serta lesu.
Pencegahan penyakit surra dapat di lakukan dengan cara pemberantasan lalat penghisap darah, Mengasingkan ternak yang sakit, mencuci-hamakan kandang dan peralatan, penyemprotan ternak dengan nagonal 3 gr dalam 30 cc aquadest.
Cacing hati
Penyebab penyakit cacing hati adalah cacing trematoda fasiciola gigantic.
Gejala penyakit yang disebabkan cacing hati adalah sebagai berikut:
a. Mencret, dan ternak tampak kurus, dan lemah anemia
b. Produksi turun dan,
c. Pertumbuhan anak sangat lambat
Penularan cacing hati pada umumnya pada rumput dan minuman yang tercemar cacing.
Pencegahan cacing hati dapat dilakukan dengan cara membunuh hewan perantara (siput). Sementara pengobatan cacing hati dapat dilakukan dengan cara tradisional dengan jambu muda digerus dan dicekokan.
Dapat pula dilakukan dengan tembakau sebanyak 3 liter dicampur 3 gr terusi, lalu ditambah kan 2 liter selanjutnya diberikan kepada ternak sebanyak 30 mm-50 mm diminumkan. selain itu, cara kimiawi dapat diberi obat paten Dovenix berbahan aktif introsinil dosis 10 gr/kg berat badan, yang disuntikan di bawah kulit karbontetra khlorida dosis antara 1-5 ml/ekor atau 50 mg/kg berat badan yang disuntikan dibawah kulit.
Sumber :
http://hewanpeliharaantop.blogspot.com/2013/05/cara-ternak-kerbau-yang-baik.html
Di bawah ini kita akan membahas satu-persatu langkah-langkah cara ternak kerbau yang baik dan sesuai dengan aturan yang biasa dilakukan oleh para peternak di Indonesia.
Pemilihan Bibit
Memilih bibit ternak kerbau berpedoman pada sifat individu, bibit atau pengenalan jenis ternak, silsilah keturunan, dan berdasarkan keadaan luar serta umur ternak. Selain itu, diperhatikan pula daya produksi ternak, misalnya berat lahir, berat sapih, pertambahan berat badan, efisiensi penggunaan makanan dan kualitas daging atau karkas serta kemungkinan berdasarkan criteria pemenang dalam suatu perlombaan.
Silsilah keturunan : memiliki keturunan yang mulus, pertumbuhannya cepat besar dan kokoh, keadaan bentuk luar normal dan seimbang, kerbau jantan memiliki alat kelamin jantan yang normal, kerbau betina mempunyai ambing yang lembut dan puting 4 buah.
Kemudian kerbau harus sehat yang ditandai dengan keadaan matanya yang bersih dan beringas, kulit lembut mengkilap, badan tidak kurus, kaki kokoh, hidung bersih, lidah berbau rumput dan kotorannya normal.
Sifat Individu Bibit : sifat individu bibit ternak kerbau dapat dilakukan melalui pengenalan jenis atau tipe kerbau. Jenis kerbau yang ada di Indonesia terdiri atas kerbau lumpur, kerbau murrah, dan kerbau local.
Kerbau Lumpur, mempunyai kebiasaan berkubang di lumpur dan di rawa-rawa, merupakan kerbau yang ulet bekerja baik sebagai pengolah (membajak) tanah maupun penarik pedati, kerbau ini cucuk untuk produksi daging, sedangkan produksi susunya rendah.
Kerbau Murrah, ditandai dengan ukuran badan yang besar dan warna kulitnya hitam atau kelabu kehitam-hitaman, merupakan kerbau tipe susu, tetapi petani sering menggunakan kerbau ini untuk kerja di sawah.
Karakteristik kerbau murrah mempunyai kepala kecil dan tanduk berbentuk spiral, bobot badan jantan dewasa rata-rata 544 kg dan betina dewasa rata-rata 450 kg, produksi susu rata-rata per laktasi 1.800 kg dengan masa laktasi selama 9-10 bulan.
Kerbau Lokal, banyak terdapat di seluruh Indonesia. Di sumba, kerbau local sering di pakai untuk bekerja di sawah, sedangkan di Sumatra Barat kerbau local menunjukan tingkat status social seseorang di masyarakat.
Keadaan Luar dan Umur
Factor penting yang harus diperhatikan dalam memilih bibit kerbau adalah melalui pengamatan kesehatan ternak, umur, dan keadaan luar ternak.
Kesehatan, ciri kerbau sehat diantaranya: mata bersih (putih), kulit bercahaya, keadaan tubuh gemuk dan normal, bulu bersih dan tidak kurap, hidung ingusnya sedikit dan tidak berbau.
Umur Ternak, kerbau dapat dilihat melalui keadaan giginya. Gigi kerbau hanya terdapat pada rahang bawah, sedangkan rahang atas hanya merupakan bantalan keras yang digunakan untuk memotong rumput. Gigi pada rahang bawah berjumlah 8 buah (4 pasang).
Keadaan Bentuk Luar, kerbau dapat diketahui dengan memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
* Bentuk badan secara keseluruhan seimbang.
* Ternak calon pejantan mempunyai alat kelamin dan kakinya kuat.
* Ternak calon bibit betina mempunyai alat kelamin yang normal dan ambingnya baik.
* Ternak kerja dipilih yang kakinya kuat, perototan berisi dan tulang hidungnya besar.
Kadang yang baik memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis sebagai berikut:
* Terpisah dari rumah dn jarak cukup jauh.
* Bahan kandang bisa di buat dan kaya atau bamboo dan atap dan genting atau seng yang murah.
* Lantai sebaiknya di semen atau dengan tanah yang di padatkan. Lantai kandang di buat lebih tinggi dari pada permukaan tanah sekitar nya.
* Ventilasi dalam kandang harus baik.
* Sistem saluran pembuangan (drainase) di dalam dan di luar kandang harus baik (tidak becek).
Ukuran kandang yang ideal untuk ternak kerbau sangat ditentukan oleh umur dan jenis kelamin ternak itu sendiri.sebagai pedoman ukuran kandang untuk satu ekor ternak kerbau ialah sebagai berikut:
a. Kerbau betina dewasa 1,5 m x 2 m2,
b. kerbau jantan dewasa 1,8 m x 2 m2, dan
c.kerbau stadium anak 1,5 m x 1 m2
kandang dilengkapi dengan dinding, tempat makanan dan air minum. Atap kandang kerbau dapat terbuat dari asbes maupun genting.
Pemberian makanan
Pada umumnya, pakan ternak kerbau terdiri atas baha hijauan makanan ternak (HMT) ,limbah pertanian, dan penguat (konsentrat).
Misalnya, susunan pemberian makanan ternak kerbau untuk tiap ekor dengan bobot 300kg dalam satu hari terdiri sebagai berikut.
1. Rumput segar (hijauan) 20 kg;
2. Jerami padi hasil pengolahan soda atau urea 7 kg;
3. Dedak halus 2,3 kg;
4. Kacang-kacangan segar 0,5 kg;
5. Garam 100 gr;
6. Vitamin dan mineral (premix)
Hijauan makanan ternak
ternak hijauan dewasa yang berat badan nya 350 kg-500 kg dapat diberikan bahan hijauan makanan (HMT) ternak atau rumput segar sebanyak 35 kg-50 kg/hari (10%dari berat badan). Pemberian hijaun biasanya diberikan 2 kali sehari, pagi dan sore. Hijauan dapat berupa aneka rumput lapangan atau rumput budi biya, misalnya rumput gajah, rumput raja, rumput benggala, dan lain sebagai nya.
Pakan limbah pertanian
pada saat pakan hijauan sulit diperoleh terutama di musim kemarau, dapat dimanfaatkan libar pertanian misalnya jerami padi yang diolah dulu dengan cara penambahan soda dan amoniak.
* Siapkan alat-alat terdiri atas : drum yang dipotong, alat pengaduk, ember plastic, alat penyiram, dan timbangan.
* Siapkan bahan-bahan meliputi : jerami padi kering, air, dan soda.
* Soda dilarutkan dalam ember sampai larut. Tiap-tiap kg jerami padi digunakan takaran 2 sendok makan (30 g) soda di campur dengan 1 liter air.
* Jerami padi kemudian di potong kemudian dimasukan kedalam drum yang telah disediakan.
* Jerami dalam drum, misalnya volume 3 kg, disiranm dengan larutan soda sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai merata, kemudian campuran tadi didiamkan atau dibiarkan merata selama 8 jam.
Tatalaksana pengolahan jerami padi dengan penambahan pupuk urea adalah sebagai berikut:
* Siapkan alat terdiri atas : sendok, cangkul, alat penyiram, ember, timbangan, dan plastic.
* Siapkan bahan-bahan meliputi : jerami padi, pupuk urea dan air.
* Siapkan pupuk urea sebanyak 85 gr untuk setiap kg jerami padi.
* Pupuk urea dilarutkan dengan 1 liter air dalam ember kemudian aduk-aduk sampai rata atau larut semua.
* Buat lobang tempat penyimpanan jerami padi dengan ukuran lebar 75 cm, kedalaman 1 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan.
* Jerami yang telah disediakan di masukan kedalam lubang, yang didasarnya dialasi dengan plastic.
* Campuran urea yang telah di sediakan dimasukan kedalam kedalam alat penyiram dan disiramkan kedalam lobang yang telah berisi jerami.
* Jerami dipadatkan dan segera tutup dengan plastic, lalu ditimbun dengan tanah dasarnya
* Jerami padi tadi diabiarkan minimal 15 hari.
Dalam keadaan krisis hujan, pemberian jerami padi hasil pengolahan dengan penambahan soda atau urea kepada ternak kerbau sebanyak 30-35% dan jumlah hijauan yang dibutuhkan oleh ternak tersebut.
Pakan penguat (konsentrat)
Pakan penguat biasanya berupa dedak, jagung, tetes tebu, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, onggok, dan lai-lain. Jumlah pemberian pakan penguat untuk ternak kebau dewasa sebanyak 4 kg 5kg atau 10% dan pemberian pakan hijauan. pemberian pakan penguat dilakukan 1 kali smapai dengan 2 kali, yaitu pagi dan sore.
Radang limpa (anthrax)
Penyakit anthrax disebabkan oleh kuman bacillus anthracis penyakit anthraxtelah dikenal di Indonesia sejak tahun 1885.
Tanda-tanda ternak kerbau terserang penyakit anthrax adalah sebagai berikut:
a. Suhu badan meningkat (demam) antara 40oC-42oC
b. Limpa membesar (bengkak)dan rapuh
c. Sukar bernafas
d. Pendarahan pada mulu, lubang hidung, telinga, dan anus
e. Kematian yang cepat (mendadak)
Pengobatan ternak yang tersserang penyakit anthrax yaitu dengan menggunakan anti serum anthrax dengan dosis 100-200 cc secara sucutan serta diberikan antibiotika berupa penisilin terramisin, dan silfat thiazole. sementara tindakan pencegahan penyakit anthrax dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Ternak sehat harus di vaksin anthrax strain dengan dosis 1cc secara subcutan.
b. Jangan menjual atau menyembelih atau memakan daging atau susu ternak yang sakit sebab dapat menular.
c. Ternak sakit harus di asingkan atau disingkirkan atau diisolir
d. Ternak yang mati harus di bakar dan di kubur cukup dalam (2 m-3 m).
e. Pada lokasi-lokasi yang berpenyakit anthrax tertutup bagi lalu-lintas hewan, kemudian baru dibuka lagi setelah 14 hari terhitung mulai sembuhnya hewan sakit terakhir
f. Kandang dan bekas peralatan ternak sakit harus dihapuskan atau tidak digunakan lagi
Mulut dan kuku (aphtae epizootica)
Penyakit mulut dan kuku disebut aphtae epizootica (AE) yang disebabkan oleh virus.
Tanda-tanda serangan penyakit mulut dan kuku adalah sebagai berikut:
a. Demam dan nafsu makan berkurang
b. Dari mulut keluar air liur terus menerus, lempuh-lempuh dan keropeng pada mulut lidah dan putting susu
c. Jalan pincang karena terjadi luka di kaki
d. Senang berbaring, lesu dan mendapat kesulitan waktu bangkit
e. Produksi daging dan susu menurun
Penyakit mulut dan kuku (MK) menular ternak lain melalui makanan yang tercemar ,airliur atu kotoran ternak. Pencegahan penyakit mulut dan kuku dapat dilakukan dengan cara vaksinasi, dan ternak sakit harus dipisah kan dengan ternak yang sehat, memindah kan hewan yang sakit, menjaga kebersihan kandang, dan makanan begizi.
Surra (mubeng)
penyebab penyakit sura adalah protozoa tripanosoma evansi yang ditularkan oleh lalat penghisap darah. di Indonesia penyakit ini dikenal sejak tahun1987. gejala serangan penyakit surra adalah sebagai berikut
a. Bengkan bagian leher sampai dada bagian depan, perut bagian bawah sampai pelir (scrotum)
b. Demam meningkat
c. Ternak tampak berputar–putar dan
d. Sesak nfas, lemah, serta lesu.
Pencegahan penyakit surra dapat di lakukan dengan cara pemberantasan lalat penghisap darah, Mengasingkan ternak yang sakit, mencuci-hamakan kandang dan peralatan, penyemprotan ternak dengan nagonal 3 gr dalam 30 cc aquadest.
Cacing hati
Penyebab penyakit cacing hati adalah cacing trematoda fasiciola gigantic.
Gejala penyakit yang disebabkan cacing hati adalah sebagai berikut:
a. Mencret, dan ternak tampak kurus, dan lemah anemia
b. Produksi turun dan,
c. Pertumbuhan anak sangat lambat
Penularan cacing hati pada umumnya pada rumput dan minuman yang tercemar cacing.
Pencegahan cacing hati dapat dilakukan dengan cara membunuh hewan perantara (siput). Sementara pengobatan cacing hati dapat dilakukan dengan cara tradisional dengan jambu muda digerus dan dicekokan.
Dapat pula dilakukan dengan tembakau sebanyak 3 liter dicampur 3 gr terusi, lalu ditambah kan 2 liter selanjutnya diberikan kepada ternak sebanyak 30 mm-50 mm diminumkan. selain itu, cara kimiawi dapat diberi obat paten Dovenix berbahan aktif introsinil dosis 10 gr/kg berat badan, yang disuntikan di bawah kulit karbontetra khlorida dosis antara 1-5 ml/ekor atau 50 mg/kg berat badan yang disuntikan dibawah kulit.
Sumber :
http://hewanpeliharaantop.blogspot.com/2013/05/cara-ternak-kerbau-yang-baik.html