Friday 21 February 2014

Pembititan Nila Merah & Tombro Menggairahkan

Usaha pembibitan maupun pembesaran ikan air tawar mempunyai prospek cerah ke depannya. Hal ini diungkap Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan ‘Mina Murakabi’ Margoluwih, Seyegan, Sleman, Sigit Paryono, Kamis (6/2/20140).

Menurut Sigit, semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan dan bermunculannya lokasi kuliner dengan menu olahan ikan air tawar akan berdampak bagus pada usaha perikanan. Baik itu yang lebih memilih usaha pembibitan maupun pembesaran ikan sampai layak dikonsumsi. “Kalau kami lebih banyak yang memilih menerjuni pembibitannya, terutama jenis ikan nila merah dan tombro atau ikan mas,” jelasnya.

Dalam membibitkan nila merah, pihaknya biasa menggunakan indukan dengan perbandingan betina tiga : jantan satu. Biasa dipraktikan di kelompoknya menggunakan 300 ekor nila betina dicampur dengan 100 ekor nila jantan. Nila indukan ini idealnya sudah berumur di atas enam bulan. Ukuran kolam untuk perkawinan (pemijahan) sekitar 300 meterpersegi.

“Setiap hari terus dicek, ketika sudah melihat larva-larva ikan nila, segera disaring dan ditampung di jaring hafa. Ditunggu selama tiga hari terus ditebar di kolam penebaran sampai umurnya antara 50 sampai 60 hari,” ungkap Sigit.

Bibit nila umur 50-60 hari sudah siap dijual-belikan. Lain halnya untuk memijahkan tombro, biasa menggunakan tombro betina dengan bobot 3 kg. Tombro ini dicampurkan dengan pejantan tiga ekor dengan berat masing-masing 1 kilogram. Jika bobot pejantan 1,5 kg cukup dua ekor. Ikan mas betina dan jantan yang siap kawin lalu dicampur pada sore hari dan keesokan harinya sudah akan terlihat telur-telur. “Semua ikan indukan segera diambil, telur akan berubah menjadi larva dalam waktu sekitar 48 jam. Setelah larva berumur lima hari segera ditempatkan di kolam penebaran,” papar Sigit. (Sumber : KR Jogja)


buka artikel aslinya disini

close