Tuesday 18 February 2014

Waspada Daging Glonggongan

Oleh:
Priyono, S.Pt, M.Si
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo

Mendekati hari raya idul fitri, umumnya konsumsi daging akan meningkat. Harga daging sapi kualitas baik yang berkisar mulai dari Rp. 60.000,- sampai dengan Rp. 68.000,-/kg ini cukup menjanjikan. Oleh karena itu, tidak heran jika sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan menjual daging yang tidak layak konsumsi dengan harga murah. Jika ditemui daging yang harganya murah dari harga umumnya, patut diwaspadai dagingnya berasal dari sapi yang diglonggong.

Daging merupakan sumber protein hewani dan asam esensial yang sangat digemari oleh masyarakat. Meskipun harga daging lebih mahal, akan tetapi permintaan masyarakat akan daging tetap tinggi. Hal tersebut seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi daging dan semakin bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Terlebih jika menjelang bulan puasa dan hari raya Idul Fitri seperti saat ini.

Inilah yang menyebabkan ada sebagian orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan peluang ini dengan cara yang salah. Mereka memanfaatkan ketidakjelian masyarakat dalam memilih daging untuk dikonsumsi dengan cara meningkatkan bobot daging ternak yang disembelih dengan cara diglonggong terlebih dahulu dengan air sebanyak-banyaknya serta dijual dengan harga yang lebih murah.

Berdasarkan Pikiran Rakyat Online (30/07), di Polres Banyumas Jawa Tengah berhasil menyita 250 kg daging sapi dalam operasi khusus di Pasar Wage Purwokerto. Berdasarkan pengalaman menjelang puasa dan hari raya Idul Fitri, daging sapi glonggongan marak diperjualbelikan secara sembunyi-sembunyi di 3 pasar tradisional yakni Pasar Wage Purwokerto, Pasar Ajibarang dan Pasar Wangon.

Sementara berdasarkan pantauan DetikNews (06/08), Tim Gabungan dari Pemkab Sukoharjo melakukan pengawasan langsung peredaran daging sapi di Pasar Tradisional. Petugas tidak menemukan daging glonggongan, melainkan menemukan daging sapi betina yang masih berada dalam usia produktif yang jelas-jelas melanggar hukum.

Asal mula daging glonggong berasal dari ternak khususnya sapi yang disembelih secara tidak wajar. Beberapa jam sebelum ternak potong disembelih, ternak diberikan minum secara paksa sebanyak-banyaknya dengan tujuan untuk meningkatkan massa daging sehingga akan meningkatkan bobot daging. Jika bobot daging meningkat, maka perolehan keuntungan produsen dapat menjadi tinggi.

Mengamati hal tersebut, maka kita dapat menyimpulkan bahwa konsumenlah yang dirugikan. Bobot daging yang perlahan tetapi pasti akan menyusut bobotnya selang beberapa jam kemudian karena airnya keluar. Konsumen juga ditipu, karena mereka mendapatkan daging yang bobotnya tidak sesuai harga sebagaimana mestinya. Konsumen sebaiknya tidak boleh terkecoh dengan adanya harga daging yang lebih murah dibandingkan dengan harga daging normal pada umumnya.

Waspadai Peredaran Daging Glonggongan

Penjualan dan pemotongan daging glonggongan melanggar hukum. Hal ini harus ditindak secara tegas untuk menghilangkan adanya praktek daging glonggongan. Dibutuhkan kerjasama dari semua pihak untuk dapat memangkas habis merebaknya daging glonggongan. Selain melanggar hukum, daging glonggongan juga terbukti tidak sehat untuk dikonsumsi.

Jika hendak berbelanja daging ke pasar, kita hendaknya harus jeli terhadap daging yang akan dikonsumsi. Tumpukan daging yang basah dan berwarna merah muda patut dicurigai karena daging yang sehat umumnya berwarna merah tua dan kering. Jangan karena tergiur dengan harga murah, kesehatan kita dipertaruhkan karena kita mengkonsumsi daging yang tidak sehat.

Saat ini daging glonggongan marak dilakukan pada ternak sapi, karena sapi memiliki harga yang mahal. Bagaimana dengan ternak lainnya, saat ini kita juga dapat menjumpai daging glonggongan dari ternak unggas, khususnya ayam broiler. Ayam ini disuntik dengan air untuk meningkatkan bobot dagingnya. Hal ini juga merupakan tindakan yang melanggar hukum.

Daging yang sehat merupakan daging yang diperoleh dari ternak yang disembelih dengan prosedur yang benar. Pada saat pemotongan pisau yang digunakan harus tajam dan pemotongan dilakukan pada jalan napas dan makanan tanpa mengangkat pisau.

Sapi yang dipotong harus sehat, tidak stress dan tenang. Pada saat akan dipotong, kaki sapi diikat dan kemudian dirobohkan sedangkan sapi-sapi yang diglonggong dapat mengalami stress dan mengeluarkan hormon adrenalin. Daging yang sehat akan menyelamatkan generasi bangsa. Telitilah sebelum membeli daging, karena dengan kewaspadaan pembeli, maka akan mengurangi peredaran daging glonggongan.


buka artikel aslinya disini

close