Thursday 20 February 2014

Ikan Mati Bisa Dibuat Pupuk

Seminar Bersama Budidaya Ikan Air Tawar Secara Lestari di Kawasan Danau Toba yang digelar Asosiasi Keramba Jaring Apung yang diikuti sekitar 60 petani ikan nila di danau Toba diakhiri dengan melakukan kunjungan ke lokasi pembuatan pupuk organik dari ikan mati milik PT Aquafarm Nusantara di Desa Silima Lombu, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir.

Dengan dipandu Manager Unit Pembesaran Danau Toba PT Aquafarm Nusantara Bambang Kuntoro Setyo, para peserta seminar diajarkan untuk dapat memanfaatkan ikan-ikan nila yang mati selama proses budidaya berlangsung.

Menurut Bambang, pembuatan pupuk organik dari ikan-ikan nila yang mati tidak terlalu sulit. “Pupuk organik dari ikan mati bisa diolah menjadi pupuk padat dan pupuk cair,” kata Bambang.

Untuk pupuk padat, kata Bambang, hal yang pertama dilakukan adalah membuat cetakan pupuk dari kayu berbentuk segi empat. Kemudian, cetakan dilapisi dengan sekam untuk selanjutnya ikan-ikan mati dimasukkan. Setelah itu dilapisi lagi dengan sekam dan diisi dengan ikan.

“Hal itu dilakukan hingga berlapis-lapis sampai ketinggian tertentu. Ketinggiannya tergantung selera kita. Baru kemudian dicampur dengan bioaktivator atau zat pengurai. Lapisan ikan tadi dibiarkan selama enam bulan. Dan, dalam waktu enam bulan itu dilakukan pengadukan.

Biasanya pengadukan dilakukan setelah ikan busuk dan pengadukan dilakukan 2-3 kali. Setelah enam bulan, ikan sudah berubah menjadi pupuk organik,” jelasnya.

Terhadap pembuatan pupuk cair, Bambang juga mengatakan, prosesnya hampir sama. Hanya saja, tidak menggunakan sekam. Ikan yang mati dimasukkan ke dalam drum ukuran 200 kg, kemudian dimasukkan bioaktivator dan ditutup selama satu bulan. “Setelah itu pupuk sudah bisa digunakan sebagai pupuk dasar pada tanaman,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, pupuk organik yang mereka hasilkan dari ikan-ikan yang mati diberikan secara cuma-cuma kepada kelompok tani yang ada di pinggiran Danau Toba yang membutuhkan.

“Umumnya, pupuk tersebut mereka gunakan untuk tanaman kopi, kakao, sayur mayur, dan jenis tanaman lainnya. Dan, kami menyarankan kepada pemilik keramba untuk memanfaatkan ikan-ikan yang mati untuk diolah sebagai pupuk organik. Dengan begitu, tidak ada yang terbuang percuma. Semua bisa dimanfaatkan,” kata Bambang. (Sumber : MedanBisnisDaily)


buka artikel aslinya disini

close