Saturday 15 February 2014

Menulis Produktif dan Berkualitas

“Konsultan Agribisnis Peternakan”Alumnus S1 Peternakan Universitas Jenderal Soedirman PurwokertoAlumnus S2 Ilmu Ternak Universitas Diponegoro SemarangSejak kita masih menempuh pendidikan dasar, Baca Tulis Hitung (Calistung) merupakan menu pokok sehari-hari. Mau tidak mau kita harus berhadapan dengan ketiga kegiatan tersebut. Tapi kita perlu menyadari satu hal, bahwa Calistung itu lah yang membedakan suatu generasi dengan generasi sebelumnya. Dapat kita bandingkan dua buah generasi, dimana satu generasi tidak mempunyai kemampuan Calistung sedangkan generasi yang satu lagi mempunyai kemampuan Calistung. Tentu dapat kita duga, bahwa generasi dengan kemampuan calistung mempunyai kehidupan yang lebih maju dan berkembang.Jika kita telisik secara seksama, sebetulnya membaca, menulis dan berhitung merupakan kebutuhan pokok manusia. Membaca dapat membuka jendela pengetahuan kita untuk melakukan pembaharuan dalam berbagai aspek dalam kehidupan. Kegiatan membaca ini tentu membutuhkan media berupa tulisan, oleh karena itu tidak dapat dipungkiri lagi bahwa untuk membuat bahan bacaan ini kita wajib menulis. Adapun berhitung sudah tidak diragukan lagi fungsinya dalam kehidupan. Semua lini dan aspek kehidupan membutuhkan cara berhitung dalam menyelesaikan suatu persoalan. Bahkan dalam berpikir kita dituntut berpikir secara matematis dan sistematis.Pada kesempatan ini, penulis ingin mengeksplore mengenai menulis. Sesuai judul tulisan ini, yaitu menulis produktif dan berkualitas. Menurut hemat pribadi saya, menulis dengan produktif dan berkualitas tentunya tidak dapat dipisah-pisah. Jika kita mengartikan secara terpisah tentu akan ada ketimpangan makna diantara keduanya. Menulis produktif memiliki makna bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan banyak tulisan. Terlepas dari bekualitas atau tidaknya tulisan yang dihasilkan, yang namanya produktif pasti menghasilkan banyak tulisan. Dapat kita jumpai penulis yang memang menulis produktif, tapi ada dua sisi perbedaan didalamnya. Ada penulis yang tulisannya produktif tapi tidak mementingkan kualitas dan ada juga penulis yang produktif tapi mementingkan kualitas tulisannya.Adapun menulis berkualitas merupakan suatu kegiatan menulis untuk menghasilkan karya tulisan yang berkualitas. Untuk menghasilkan karya tulisan yang berkualitas tentu membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran yang lebih banyak. Akan tetapi satu hal penting yang perlu kita sadari adalah bahwa menulis berkualitas tentu diawali dengan menulis menulis dan menulis. Jadi, saya sarankan menulislah secara produktif, nanti kualitas tulisan anda akan semakin meningkat dari waktu ke waktu.Banyak orang yang beranggapan bahwa menulis merupakan bakat, jadi orang yang tidak berbakat tidak mungkin menjadi seorang penulis. Agaknya menurut pendapat saya pribadi kurang mengena, karena seseorang yang setiap harinya menulis, menulis dan menulis maka dia akan menjadi seorang penulis besar yang karya-karya fenomenal dan patur dipertimbangkan. Analogi dari hal ini yaitu ibarat kesuksesan seseorang tentu tidak hanya ditentukan oleh IQ yang tinggi. Seorang anak dengan IQ tinggi belum tentu bisa menjadi orang besar dan sukses. Justru ESQ yang lebih dominan menentukan kesuksesan seseorang. Perlu kombinasi ESQ dan IQ untuk bisa menjadi orang yang berhasil dan sukses.Hal ini juga dapat dianalogikan dengan performans seekor ternak sapi. Meskipun genetik dari induk dan tetuanya menentukan performans, tapi justru porsinya hanya sebesar 30% saja. Sebanyak 70% performans seekor ternak sapi ditentukan oleh lingkungannya (environment) seperi tatalaksana pemeliharaan, pakan, perkandangan, reproduksi dan penanganan kesehatan ternak.Seorang penulis sesungguhnya adalah sama seperti orang pada umumnya. Setiap orang tentu mempunyai rintangan dalam menggapai cita-cita dalam hidupnya. Meskipun rintangan yang dihadapi boleh jadi sama dan waktu yang dimiliki juga sama yaitu 24 jam sehari, namun cara masing-masing orang memandang dan menyikapi rintangan tersebut bisa berbeda-beda.Ada sebuah kata motivasi yang saya kutip dari buku Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku karya Sutanto Leo (2010), “Some people have lots of idea but never write, Some people write but never finish it”. Itulah kata motivasi yang saya kutip. Jika kita telusuri maknanya yaitu bahwa beberapa orang banyak yang mempunyai ide tapi tidak pernah menulis, dan beberapa orang menulis tapi tidak pernah menyelesaikan tulisannya.Kalimat tersebut diatas sebetulnya cukup sederhana, tapi memiliki makna yang luas. Itulah fenomena yang memang terjadi pada sebagian besar orang. Banyak orang yang memang memiliki keinginan untuk menulis, dan sudah ada segudang ide yang dapat ditulis. Tapi kenyataannya orang tersebut tidak melakukannya sama sekali. Berbagai alasan kerap muncul, seperti tidak punya waktu, tidak percaya diri, tidak punya bakat dan hal lainnya.Adapun orang yang sudah mulai menulis, tapi tidak mampu menyelesaikannya. Terkadang motivasi untuk menulis itu menggebu-gebu pada awalnya, akan tetapi setelah memulai menulis dia seperti kehilangan semangat. Kadaan ini memaksanya untuk tidak konsisten dalam menulis, akibatnya tulisan yang sudah dirancangnya tidak pernah selesai. Sungguh sangat disayangkan bukan ?.Oleh karena itu marilah kita bersama-sama menumbuhkan kebiasaan menulis. Mulailah dari hal-hal yang paling sederhana, misalnya dengan memulai menulis ide-ide kreatif kita mengenai bidang yang kita kuasai. Susunlah menjadi kalimat-kalimat kemudian paragraph-paragraf dan akhirnya menjadi sebuah bab yang akan menjadi cikal bakal sebuah buku. Cukup satu kunci menjadi seorang penulis. Mau tau kuncinya ?. Kuncinya adalah: MENULIS, MENULIS dan MENULIS.(Mohon bagi anda yang akan mengutip tulisan ini, cantumkan nama pengarang dan sumbernya. Dengan melakukan hal ini, anda sudah menghargai karya orang lain. Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya). Sumber Gambar

buka artikel aslinya disini

close