A. Lahan Budidaya
Syarat-syarat yang diperlukan dalam proses budidaya tanaman melon agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hal-hal tersebut antara lain ;
1. Pemilihan Lokasi Lahan
Lokasi lahan yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman melon, yaitu lahan yang memiliki ketinggian berkisar antara 200 hingga 2000 m dpl dan suhu yang dibutuhkan 12-27 °C.
Lahan yang dipergunakan diusahakan berstruktur miring dan tidak berangin kencang. Hal ini dimaksudkan agar pengaturan irigasi yang diperlukan tanaman saat tumbuh dapat dengan mudah tercukupi, sedangkan tanah tidak dalam keadaan kondisi becek atau tergenang air.
Tanaman melon memiliki keunikan dalam pembudidayaannya karena varietasi-varietas tertentu saja yang dapat dibudidayakan sesuai dengan ketinggian tempatnya. Berikut ini pembudidayaan melon berdasarkan ketinggian tempatnya :
* Ketinggian tempat < 200 m dpl, dengan suhu 27-25 °C, yaitu varietas : Musk Melon dan Oriental Sweet Melon
* Ketinggian tempat 200-650 m dpl, dengan suhu 25-23,5°C dan 26-24 °C, yaitu varietas : Jade, Golden Light, Silver Light, Cantaloupe (Halest Best)
* Ketinggian tempat 650-1.000 m dpl, dengan suhu 23,5-18°C dan 72.,4-19°C, yaitu varietas : Casaba Melon, Melon (Jade Dew, Honey Dew)
* Ketinggian 1.000-2.000 m dpl, dengan suhu 18,7-12 °C, yaitu varietas : Cantaloupe, dan Casaba Melon.
Tanaman melon sebenarnya dapat dibudidayakan pada lahan yang bersuhu tinggi atau antara 30°C hingga 35°C, namun yang perlu diperhatikan pada penanaman disuhu tinggi tersebut adalah pengairan yang baik karena tanaman melon memerlukan banyak air pada saat tumbuh.
Pada saat penyemaian benih, temperature lahan yang sesuai adalah sekitar 26 °C. apabila kondisi temperature lebih tinggi maka hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas pada benih tanaman melon. Pada saat tanaman melon mengalami pertumbuhan akan memerlukan temperature antara 35 °C hingga 37 °C, sedangkan pada saat tanaman berbuah maka proses pembentukan buah hingga matang buah akan memerlukan temperature antara 26 °C pada siang hari, dan pada malam hari 16 °C.
Kelembapan udara yang dibutuhkan tanaman melon pada saat pertumbuhan berkisar antara 70 hingga 80%. Sedangkan tanaman melon muda yang tumbuh hingga dewasa memerlukan kelembapan udara maksimal 80% serta minimal 60%.
Dengan kelembapan yang terlalu tinggi dapat mengundang organisme penyebab penyakit seperti cendawan atau jamur yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman.
Sinar matahari langsung sangat penting bagi tanaman melon karena dapat membantu proses fotosintesis tanaman, tanaman melon akan menghasilkan buah yang mani apabila pada fase pembentukan buah, sinar matahari yang diterima intensitasnya lebih tinggi. Hal ini karena pada fase pembentukan buah tanaman memproduksi vitamin C yang tersimpan dalam buah sehingga kadar gula yang terkandung pada buah juga ikut meningkat.
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman melon yaitu, daerah dengan curah hujan berkisar antara 2.000 hingga 3.000 mm/tahun atau sekitar 166.66 hingga 250 mm/bulan.
Tanaman melon sebaiknya ditanam dengan jarak yang lebih lebar apabila waktu penanaman bibit dilakukan pada musim penghujan. Pembuatan bedengan untuk lahan tanaman dibuat dengan lebar sekitar ± 120 cm dan tinggi tanah bedengan sekitar 50 hingga 60 cm. pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk memberikan kelembaban yang sesuai bagi tanaman pada saat tumbuh.
Akar pada tanaman melon hanya mampu menembus tanah sedalam 15 hingga 20 cm serta menyebar dalam radius 30 hingga 40 cm. Dengan kondisi seperti itu maka pengairan yang cukup harus dilaksanakan agar kebutuhan air yang diperlukan tanaman dapat sesuai.
2. Kondisi Tanah
Tanaman melon dapat tumbuh pada lahan terbuka dengan menanamnya pada tanah yang dibuat bedengan ataupun dengan menggunakan media tanah yang disiapkan dalam pot, polybag, atau wadah tertentu. Kondisi tanah yang ideal yang dipergunakan untuk pembudidayaan tanaman adalah tanah yang bertektur liat, berpasir, gembur, drainase baik, subur, serta mengandung pH tanah antara 6,0 hingga 7,0.
Tanah yang dipergunakan untuk budidaya menggunakan pot tidak berbeda dengan tanah yang digunakan di lahan terbuka, namun diperlukan pengaturan yang sesuai agar dapat diciptakan komposisi yang ideal bagi pertumbuhan melon.
Menurut penelitian para ahli tanaman di Indonesia, penggunaan medium tanah yang dicampur dengan humus daun bambu dengan perbandingan 1 : 1 akan lebih meningkatkan pertumbuhan tanaman melon. Sedangkan medium tanah yang dicampur dengan campuran humus daun bamboo serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 akan memengaruhi kondisi buah melon hingga mencapai diameter buah yang maksimal. Pilihan lain campuran tanah yang disarankan oleh para ahli tanaman yang diperlukan bagi budidaya tanaman melon yaitu dengan campuran tanah dengan unsure lempung, pasir, humus, serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan campuran harus dipastikan bahwa campuran dalam keadaan steril. Sterilisasi campuran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu pengukusan atau dioven dengan suhu berkisar 100 °C dan waktu pengukusan 30 menit. Sterilisasi campuran dapat juga dilakukan dengan mencampurkan atau memfumigasikan dengan zat Basamid-G. alternative lain penggantian campuran pupuk kandang adalah dengan memberikan pupuk organic Super TW plus.
Sebelum penanaman tanah terlebih dahulu digemburkan, proses penggemburan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya tanah mudah dihancurkan dan diremahkan. Proses penggemburan dilakukan dengan mencangkulnya hingga kedalaman ± 30 cm, kemudian membalikan tanah, yang tadinya tanah bagian bawah dibalik supaya berada di bagian atas. Hal ini supaya gulma tidak dapt tumbuh dan berkembang.
Setelah tanah dibalik-balikan biarkan tanah selama 1 minggu supaya tersinari dan terangin-anginkan. Kalau sudah cukup baru tanah dibuat bedengan tempat tanaman akan ditanam. Ukuran yang ideal untuk pembuatan bedengan adalah panjang 5-7 m dan lebar antara 30-50 cm untuk penanaman satu baris tanaman atau lebar 1-1,25 m apabila penanaman dua baris. Masing-masing bedengan dengan gundukan tanah dengan ketinggian 30-50 cm.
B. Persiapan Penanaman
Apabila lahan yang akan digunakan pernah dipakai sebagai lahan budidaya tanaman sejenis ddan terserang penyakit fusarium, maka sebaiknya lahan tersebut tidak digunakan, atau dengan menanam tanaman lain yang tidak sejenis hingga ± 3-5 tahun. Kalaupun ingin dipakai dengan tanaman sejenis maka harus melalui proses pengolahan tanah secara kimiawi, dan lahan pun bisa digunakan kembali.
Prosesi kimiawi bisa mengunakan Basamid-G, dengan lahan yang basah dan lembap campuran basamid bisa dilakukan, kemudian aduk tanah dengan basamid sampai merata dan mencapai kedalaman 20-30 cm. sesudah rata tercampur basahi tanah sampai lembap selama 7 hari, kemudian tutup permukaan tanah dengan plastic hingga 1 minggu, setelah itu lakukan pencangkulan kembali sampai merata, dan sirami sampai lembap dengan air bersih.
Setelah bedengan telah siap ditanami maka lahkah selanjutnya pemasangan mulsa 3-7 hari sebelum bibit ditanam, mulsa atau penutup permukaan tanah dapat menggunakan plastic hitam perak (mulsa PHP). Penggunaan mulsa bertujuan agar kelembapan dan suhu tanah tetap stabil, juga dapat mencegah pertumbuhan gulma.
Setelah pemasangan mulsa selesai maka dapat dilakukan pembuatan lubang tanam, alat bantu untuk melubangi mulsa bisa menggunanakan besi ata kaleng bekas yang dipanaskan agar plastic dapat ditembus dengan diameter ± 10 cm.
Setelah lubang tanam siap, selanjutnya memasang ajir pada bedengan. Ajir atau cagak digunakan tanaman sebagai penopang tanaman atau sulur tanaman. Ajir ditanam disamping lubang tanam dan menyilang dengan masing-masing. Ajir yang menyilang dibentuk segitiga sama kaki dengan jarak ± 25 cm.
• Pemilihan bibit
Bibit yang ideal dapat kita peroleh dib alai pertamanan atau produsen dengan jaminan kualitas yang baik, dan memilih varietas yang sesuai dengan kondisi iklim dimana bibit ini akan ditanam.
• Pupuk organic dan anorganik
Pupuk yang diperlukan bagi tanaman melon berbeda dari tiap fasenya. Untuk itu perlu dipersiapkan jenis-jenis pupuk yang akan diperlukan. Pupuk organic yang perlu dipersiapkan antara lain jenis kompos, pupuk kotoran ternak, super TW plus, muhus, Gro-Mate, dan Stratos. Sementara untuk pupuk anorganik dapat dipilih seperti, Urea, TSP, ZA, KCI, ZK, SP-36, NPK dan beberapa jenis pupuk daun yang biasanya berupa pupuk cair.
Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bisa menggunakan seperti, Rootone F, IBA, IAA, Atonik 6,5L, Dekamon, dan lain-lain sedangkan untuk zat yang diperlukan tanah bisa menggunakan seperti, Dolomit, Zaegro-1, kapur hidrat, kalsit, dan lain-lain.
• Obat tanaman
Obat tanaman diperlukan bila tanaman mengalami gejala terserang penyakit ataupun untuk menghilangkan hama tanaman yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Obat tanaman yang perlu disiapkan dan dipergunakan antara lain insektisida, bakterisida, fungisida untuk jamur, serta nematisida.
C. Pembibitan Tanaman Melon
Setelah menentukan biji dan varietas yang akan kita tanam, maka biji-biji tersebut disemai terlebih dahulu sebelum ditanam pada media tanam yang tersedia. Penyemaian perlu dilakukan untuk menghindari pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan kerdil hingga benih menjadi mati.
Penyemaian dapat dilakukan dengan menggunakan wadah plastic atau polybag atau juga menggunakan lahan penyemaian tersendiri. Jika ingin menggunakan polybag atau kantong plastic maka kita pilih polybag yang berukuran 8 x 10 cm, setelah polybag tersedia maka dapat dimasukan media tanam berupa tanah yang telah dicampur yang terdiri dari tanah, pasir serta pupuk organic dengan perbandingan 1 : 1 : 1 untuk masing-masing jenisnya.
Biji yang sudah siap rendam dahulu untuk mensterilkan hama dan penyakit dengan air yang dicampur pestisida selama 1- 2 jam, kemudian biji tiriskan sampai kering. Sebelum ditanam biji didiamkan dan ditutupi kain yang steril selama semalam dengan suhu 25 °C.
Setelah didiamkan semalam barulah benih di masukan pada masing-masing polybag dengan kedalaman 5 cm, benih yang berada dalam polybag harus disiram secara kontinyu, yuitu pada pagi jam 06.00 dan sore hari pukul 16.00, diusahakan jangan terlalu becek.
Setelah 10 hingga 14 hari maka tanaman akan mulai memproduksi daun, kalau sudah tumbuh daun penyemprotan bisa menggunaka pupuk daun agar daun terhindar dari serangan hama atau penyakit.
Setelah bibit berumur 2 minggu atau lebih maka bibit siap dipindahkan ke lahan budidaya. Jarak tanam sesuaikan dsengan lubang pada mulsa yang telah disediakan, kedalaman lubang tanam sekitar 10-15 cm. setelah 5 hari maka dapat diberikan pupuk anorganik dengan membenamkannya pada lubang tanam. Selanjutnya lakukan penyiraman yang sesuai agar tanaman melon tumbuh dengan baik.
Sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/budidaya-melon-dan-cara-menanam-melon.html
Syarat-syarat yang diperlukan dalam proses budidaya tanaman melon agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hal-hal tersebut antara lain ;
1. Pemilihan Lokasi Lahan
Lokasi lahan yang diperlukan untuk membudidayakan tanaman melon, yaitu lahan yang memiliki ketinggian berkisar antara 200 hingga 2000 m dpl dan suhu yang dibutuhkan 12-27 °C.
Lahan yang dipergunakan diusahakan berstruktur miring dan tidak berangin kencang. Hal ini dimaksudkan agar pengaturan irigasi yang diperlukan tanaman saat tumbuh dapat dengan mudah tercukupi, sedangkan tanah tidak dalam keadaan kondisi becek atau tergenang air.
Tanaman melon memiliki keunikan dalam pembudidayaannya karena varietasi-varietas tertentu saja yang dapat dibudidayakan sesuai dengan ketinggian tempatnya. Berikut ini pembudidayaan melon berdasarkan ketinggian tempatnya :
* Ketinggian tempat < 200 m dpl, dengan suhu 27-25 °C, yaitu varietas : Musk Melon dan Oriental Sweet Melon
* Ketinggian tempat 200-650 m dpl, dengan suhu 25-23,5°C dan 26-24 °C, yaitu varietas : Jade, Golden Light, Silver Light, Cantaloupe (Halest Best)
* Ketinggian tempat 650-1.000 m dpl, dengan suhu 23,5-18°C dan 72.,4-19°C, yaitu varietas : Casaba Melon, Melon (Jade Dew, Honey Dew)
* Ketinggian 1.000-2.000 m dpl, dengan suhu 18,7-12 °C, yaitu varietas : Cantaloupe, dan Casaba Melon.
Tanaman melon sebenarnya dapat dibudidayakan pada lahan yang bersuhu tinggi atau antara 30°C hingga 35°C, namun yang perlu diperhatikan pada penanaman disuhu tinggi tersebut adalah pengairan yang baik karena tanaman melon memerlukan banyak air pada saat tumbuh.
Pada saat penyemaian benih, temperature lahan yang sesuai adalah sekitar 26 °C. apabila kondisi temperature lebih tinggi maka hal ini berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas pada benih tanaman melon. Pada saat tanaman melon mengalami pertumbuhan akan memerlukan temperature antara 35 °C hingga 37 °C, sedangkan pada saat tanaman berbuah maka proses pembentukan buah hingga matang buah akan memerlukan temperature antara 26 °C pada siang hari, dan pada malam hari 16 °C.
Kelembapan udara yang dibutuhkan tanaman melon pada saat pertumbuhan berkisar antara 70 hingga 80%. Sedangkan tanaman melon muda yang tumbuh hingga dewasa memerlukan kelembapan udara maksimal 80% serta minimal 60%.
Dengan kelembapan yang terlalu tinggi dapat mengundang organisme penyebab penyakit seperti cendawan atau jamur yang dapat mempengaruhi kondisi tanaman.
Sinar matahari langsung sangat penting bagi tanaman melon karena dapat membantu proses fotosintesis tanaman, tanaman melon akan menghasilkan buah yang mani apabila pada fase pembentukan buah, sinar matahari yang diterima intensitasnya lebih tinggi. Hal ini karena pada fase pembentukan buah tanaman memproduksi vitamin C yang tersimpan dalam buah sehingga kadar gula yang terkandung pada buah juga ikut meningkat.
Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman melon yaitu, daerah dengan curah hujan berkisar antara 2.000 hingga 3.000 mm/tahun atau sekitar 166.66 hingga 250 mm/bulan.
Tanaman melon sebaiknya ditanam dengan jarak yang lebih lebar apabila waktu penanaman bibit dilakukan pada musim penghujan. Pembuatan bedengan untuk lahan tanaman dibuat dengan lebar sekitar ± 120 cm dan tinggi tanah bedengan sekitar 50 hingga 60 cm. pengaturan jarak tanam dimaksudkan untuk memberikan kelembaban yang sesuai bagi tanaman pada saat tumbuh.
Akar pada tanaman melon hanya mampu menembus tanah sedalam 15 hingga 20 cm serta menyebar dalam radius 30 hingga 40 cm. Dengan kondisi seperti itu maka pengairan yang cukup harus dilaksanakan agar kebutuhan air yang diperlukan tanaman dapat sesuai.
2. Kondisi Tanah
Tanaman melon dapat tumbuh pada lahan terbuka dengan menanamnya pada tanah yang dibuat bedengan ataupun dengan menggunakan media tanah yang disiapkan dalam pot, polybag, atau wadah tertentu. Kondisi tanah yang ideal yang dipergunakan untuk pembudidayaan tanaman adalah tanah yang bertektur liat, berpasir, gembur, drainase baik, subur, serta mengandung pH tanah antara 6,0 hingga 7,0.
Tanah yang dipergunakan untuk budidaya menggunakan pot tidak berbeda dengan tanah yang digunakan di lahan terbuka, namun diperlukan pengaturan yang sesuai agar dapat diciptakan komposisi yang ideal bagi pertumbuhan melon.
Menurut penelitian para ahli tanaman di Indonesia, penggunaan medium tanah yang dicampur dengan humus daun bambu dengan perbandingan 1 : 1 akan lebih meningkatkan pertumbuhan tanaman melon. Sedangkan medium tanah yang dicampur dengan campuran humus daun bamboo serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 akan memengaruhi kondisi buah melon hingga mencapai diameter buah yang maksimal. Pilihan lain campuran tanah yang disarankan oleh para ahli tanaman yang diperlukan bagi budidaya tanaman melon yaitu dengan campuran tanah dengan unsure lempung, pasir, humus, serta pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 1 : 1 : 1.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan campuran harus dipastikan bahwa campuran dalam keadaan steril. Sterilisasi campuran dapat dilakukan dengan terlebih dahulu pengukusan atau dioven dengan suhu berkisar 100 °C dan waktu pengukusan 30 menit. Sterilisasi campuran dapat juga dilakukan dengan mencampurkan atau memfumigasikan dengan zat Basamid-G. alternative lain penggantian campuran pupuk kandang adalah dengan memberikan pupuk organic Super TW plus.
Sebelum penanaman tanah terlebih dahulu digemburkan, proses penggemburan sebaiknya dilakukan pada musim kemarau supaya tanah mudah dihancurkan dan diremahkan. Proses penggemburan dilakukan dengan mencangkulnya hingga kedalaman ± 30 cm, kemudian membalikan tanah, yang tadinya tanah bagian bawah dibalik supaya berada di bagian atas. Hal ini supaya gulma tidak dapt tumbuh dan berkembang.
Setelah tanah dibalik-balikan biarkan tanah selama 1 minggu supaya tersinari dan terangin-anginkan. Kalau sudah cukup baru tanah dibuat bedengan tempat tanaman akan ditanam. Ukuran yang ideal untuk pembuatan bedengan adalah panjang 5-7 m dan lebar antara 30-50 cm untuk penanaman satu baris tanaman atau lebar 1-1,25 m apabila penanaman dua baris. Masing-masing bedengan dengan gundukan tanah dengan ketinggian 30-50 cm.
B. Persiapan Penanaman
Apabila lahan yang akan digunakan pernah dipakai sebagai lahan budidaya tanaman sejenis ddan terserang penyakit fusarium, maka sebaiknya lahan tersebut tidak digunakan, atau dengan menanam tanaman lain yang tidak sejenis hingga ± 3-5 tahun. Kalaupun ingin dipakai dengan tanaman sejenis maka harus melalui proses pengolahan tanah secara kimiawi, dan lahan pun bisa digunakan kembali.
Prosesi kimiawi bisa mengunakan Basamid-G, dengan lahan yang basah dan lembap campuran basamid bisa dilakukan, kemudian aduk tanah dengan basamid sampai merata dan mencapai kedalaman 20-30 cm. sesudah rata tercampur basahi tanah sampai lembap selama 7 hari, kemudian tutup permukaan tanah dengan plastic hingga 1 minggu, setelah itu lakukan pencangkulan kembali sampai merata, dan sirami sampai lembap dengan air bersih.
Setelah bedengan telah siap ditanami maka lahkah selanjutnya pemasangan mulsa 3-7 hari sebelum bibit ditanam, mulsa atau penutup permukaan tanah dapat menggunakan plastic hitam perak (mulsa PHP). Penggunaan mulsa bertujuan agar kelembapan dan suhu tanah tetap stabil, juga dapat mencegah pertumbuhan gulma.
Setelah pemasangan mulsa selesai maka dapat dilakukan pembuatan lubang tanam, alat bantu untuk melubangi mulsa bisa menggunanakan besi ata kaleng bekas yang dipanaskan agar plastic dapat ditembus dengan diameter ± 10 cm.
Setelah lubang tanam siap, selanjutnya memasang ajir pada bedengan. Ajir atau cagak digunakan tanaman sebagai penopang tanaman atau sulur tanaman. Ajir ditanam disamping lubang tanam dan menyilang dengan masing-masing. Ajir yang menyilang dibentuk segitiga sama kaki dengan jarak ± 25 cm.
• Pemilihan bibit
Bibit yang ideal dapat kita peroleh dib alai pertamanan atau produsen dengan jaminan kualitas yang baik, dan memilih varietas yang sesuai dengan kondisi iklim dimana bibit ini akan ditanam.
• Pupuk organic dan anorganik
Pupuk yang diperlukan bagi tanaman melon berbeda dari tiap fasenya. Untuk itu perlu dipersiapkan jenis-jenis pupuk yang akan diperlukan. Pupuk organic yang perlu dipersiapkan antara lain jenis kompos, pupuk kotoran ternak, super TW plus, muhus, Gro-Mate, dan Stratos. Sementara untuk pupuk anorganik dapat dipilih seperti, Urea, TSP, ZA, KCI, ZK, SP-36, NPK dan beberapa jenis pupuk daun yang biasanya berupa pupuk cair.
Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman bisa menggunakan seperti, Rootone F, IBA, IAA, Atonik 6,5L, Dekamon, dan lain-lain sedangkan untuk zat yang diperlukan tanah bisa menggunakan seperti, Dolomit, Zaegro-1, kapur hidrat, kalsit, dan lain-lain.
• Obat tanaman
Obat tanaman diperlukan bila tanaman mengalami gejala terserang penyakit ataupun untuk menghilangkan hama tanaman yang memengaruhi pertumbuhan tanaman. Obat tanaman yang perlu disiapkan dan dipergunakan antara lain insektisida, bakterisida, fungisida untuk jamur, serta nematisida.
C. Pembibitan Tanaman Melon
Setelah menentukan biji dan varietas yang akan kita tanam, maka biji-biji tersebut disemai terlebih dahulu sebelum ditanam pada media tanam yang tersedia. Penyemaian perlu dilakukan untuk menghindari pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan kerdil hingga benih menjadi mati.
Penyemaian dapat dilakukan dengan menggunakan wadah plastic atau polybag atau juga menggunakan lahan penyemaian tersendiri. Jika ingin menggunakan polybag atau kantong plastic maka kita pilih polybag yang berukuran 8 x 10 cm, setelah polybag tersedia maka dapat dimasukan media tanam berupa tanah yang telah dicampur yang terdiri dari tanah, pasir serta pupuk organic dengan perbandingan 1 : 1 : 1 untuk masing-masing jenisnya.
Biji yang sudah siap rendam dahulu untuk mensterilkan hama dan penyakit dengan air yang dicampur pestisida selama 1- 2 jam, kemudian biji tiriskan sampai kering. Sebelum ditanam biji didiamkan dan ditutupi kain yang steril selama semalam dengan suhu 25 °C.
Setelah didiamkan semalam barulah benih di masukan pada masing-masing polybag dengan kedalaman 5 cm, benih yang berada dalam polybag harus disiram secara kontinyu, yuitu pada pagi jam 06.00 dan sore hari pukul 16.00, diusahakan jangan terlalu becek.
Setelah 10 hingga 14 hari maka tanaman akan mulai memproduksi daun, kalau sudah tumbuh daun penyemprotan bisa menggunaka pupuk daun agar daun terhindar dari serangan hama atau penyakit.
Setelah bibit berumur 2 minggu atau lebih maka bibit siap dipindahkan ke lahan budidaya. Jarak tanam sesuaikan dsengan lubang pada mulsa yang telah disediakan, kedalaman lubang tanam sekitar 10-15 cm. setelah 5 hari maka dapat diberikan pupuk anorganik dengan membenamkannya pada lubang tanam. Selanjutnya lakukan penyiraman yang sesuai agar tanaman melon tumbuh dengan baik.
Sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/budidaya-melon-dan-cara-menanam-melon.html