Friday, 5 April 2013

Budidaya Tikus Putih


Berbiak Cepat Untung Berlipat

Satwa pengerat berbulu putih ini sanggup menjanjikan laba sebesar Rp 4 juta tiap bulan kepada Anda. Tertarik? Simak tips sukses budidaya tikus putih berikut ini.

Cara pemeliharaan tikus putih tak susah, berkembang-biak pesat, serta butuh modal dan lahan tidak terlalu besar. Cukup satu kali periode panen, titik break even point alias balik modal sudah dapat dicapai.

Tingkat permintaan pasar terhadap tikus putih sangat besar. Sayang, budidaya tikus putih masih belum banyak diminati banyak orang. Kondisi seperti itu mengisyaratkan bahwa pintu sukses budidaya tikus putih terbuka lebar untuk Anda.

Peta pangsa pasar

Menurut penuturan Prof. Sihombing, staf ahli Fakultas Peternakan, Institut Bogor, ceruk pasar bagi pengusaha tikus putih sangat banyak. Semisal laboratorium perusahaan farmasi, jamu dan berbagai Universitas.

Saat ini Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor selalu melakukan suplai tikus putih untuk keperluan percobaan para siswa, dosen dan sebagian lainnya diekspor ke Jepang. Sihombing mengaku pernah menyuplai tikus putih sebanyak 100.000 ekor setiap 2 minggu kepada seorang eksportir yang bermukim di Jakarta. Umumnya tikus putih diekspor pada usia 1 hari dalam bentuk sudah dibekukan.

Selain sebagai binatang percobaan, tikus putih juga banyak diminati sebagai bahan pakan reptil. Merebaknya hobi satwa ternyata turut mendongkrak permintaan tikus putih. Satwa mungil ini digunakan sebagai pakan binatang peliharaan. Semisal ular, kura-kura, kodok amerika, dan burung pemakan daging. Ada ratusan bahkan ribuan pet shop yang membutuhkan pasokan rutin tikus putih sebagai salah satu barang daganggannya.

Menurut pengakuan Dodi pedagang binatang di Pasar Barito, setiap bulannya ia bisa melepas tikus putih sebanyak 500 ekor setiap hari. Tikus putih dewasa dijual seharga Rp 10.000, anak tikus putih seukuran ibu jari kaki seharga Rp 4.500. Sedangkan mencit dijual seharga Rp 3.000.

Ceruk pasar lain yang bisa ditembus yaitu kebun binatang. Mereka sangat butuh pasokan tikus putih sebagai bahan pakan satwa. Kebun binatang cenderung memilih tikus putih sebagai bahan pakan sebab relatif lebih murah bila dibanding dengan daging yang berasal dari binatang lain. Pasar yang sekarang mash terbuka lebar yaitu pehobi reptil. Untuk mengisi ceruk pasar ini, Anda harus dekat dengan komunitas pecinta reptil.

Tepung daging tikus juga banyak dibutuhkan untuk meramu ransum pakan ternak. Tujuannya untuk menambah kandungan protein. Dengan demikian produktifitas ternak bisa menjadi lebih baik.

Hasil persilangan antara tikus putih dengan tikus liar banyak di cari oleh oran Manado, Irian, Flores dan Tapanuli. Di sana tikus merupakan makanan khas. Sehingga tak heran jika binatang pengerat ini banyak dijajakan di pasar-pasar tradisional.

Rebut pangsa pasar

Tikus putih termasuk binatang bandel. Menu pakannya pun cukup sederhana. Jagung, kacang atau pur ayam sudah bisa membuat si Tikus puas dan sehat. “Pur ayam bisa dipilih yang paling murah harganya,”terang Sihombing sambil memegang seekor mencit putih hasil tangkarannya.

Sihombing membudidayakan tikus putih dalam wadah yang berupa nampan plastik. Ukurannya, panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 18 cm. Nampan tersebut ditata secara berjajar dalam sebuah rak susun. Biar tikus tidak kabur, bagian atasnya ditutup kawat strimin.

Setiap wadah diisi 1 set tikus yang terdiri dari 4 induk betina dan 1 pejantan. Induk siap kawin berumur 70 hari. Sekitar 2 minggu kemudian tikus-tikus betina mulai hamil. Bayi lahir setelah 3 minggu berada dalam kandungan sang Induk. Seekor induk mampu melahirkan anak sebanyak 6 – 12 ekor. Produktifitas maksimal bisa dicapai jika didukung kondisi lingkungan dan menu pakan berkualitas. Suhu udara yang baik berkisar antara 27ºC – 28ºC.


Seusai menyusui, induk bisa langsung dikawinkan lagi. Tikus muda siap disapih pada usia 1 bulan. Saat itu pula mereka siap dipasarkan. Tikus dewasa dijual seharga Rp 4.000 per ekor. Namun sebaiknya Anda jangan terlalu berambisi mengeruk keuntungan terlalu besar dengan harga yang tinggi.

Supaya menang di pasar, aturlah siasat bersaing secara cermat. Semisal dengan membuat harga bersaing. Patoklah harga sedikit di bawah harga pasar. Semisal Rp 3500 atau Rp 3000 per ekor. Jangan takut! Harga lebih rendah tersebut tidak akan membuat Anda rugi. Justru sebaliknya, melalui strategi tersebut Anda dapat merebut jumlah pelanggan lebih banyak. Sehingga Anda bisa lebih cepat mengembangkan usaha. Kian besar usaha yang Anda miliki, berarti Anda bisa semakin berani mematok harga bersaing serendah mungkin tanpa takut merugi.

Siasat lain yang bisa dilakukan untuk menarik perhatian pasar yaitu dengan jalan memberi fasilitas pelayanan extra kepada pelanggan. Semisal potongan harga, bonus tambahan sejumlah tikus, atau kandang dalam setiap pembelian tikus putih dalam jumlah banyak. Anda juga harus aktif menawarakan tikus putih hasil tangkaran Anda. Tembuslah pasar melalui berbagai media. Semisal Internet.

Melalui metode pelayanan seperti itu, diharapkan Anda mampu merajai pasar. Selain itu Anda akan menjadi terhindar dari ancaman anjloknya harga akibat over produksi. Sebab, walau terdapat banyak jumlah tikus yang berdar di pasar, konsumen cenderung memilih membeli tikus putih dari peternakan Anda.

Nah, jangan sia-siakan peluang emas tersebut! Semoga sukses.

Risiko Usaha

Sebagus apapun sebuah peluang usaha, bukan berarti tak mengandung risiko. Sihombing menegaskan, kondisi kandang budidaya harus benar-benar diperhatikan. Kandang kotor bisa memicu terjangkitnya aneka penyakit. Semisal borok kulit yang diakibatkan jamur dan bakteri. Ketika dijual, tikus harus benar-benar dalam kondisi ekstra bersih dan sehat. Apalagi tikus yang hendak dijual sebagai bahan penelitian.

Kendala berikutnya yaitu aroma tak sedap yang timbul dari kotoran maupun pipis tikus. Hal itu bisa diatasi dengan jalan menyuguhkan ransum yang sudah dicampur serbuk zeolit atau minuman yang sudah dicampur kunyit. Dosis serbuk zeolit sebesar 5%. Sedangkan kunyit 2,5%.

Harga jual tikus

Jenis Rat (besar ) Rp 10.000 – 12.000
Jenis mice (kecil ) Rp 3.500 – 4.000

Sumber :
http://lumbungusaha.wordpress.com/2011/05/19/budidaya-tikus-putih/
close