Lima tahun menekuni usaha penjualan ikan kaki lima di kawasan Pasar Burung di Beringin Janggut, Pasar 16 Ilir Palembang sudah cukup, bagi Amin, 24 untuk mengenal segala seluk beluk ikan sungai,termasuk ikan langka Belida.
Walaupun memiliki postur tubuh dan motif sederhana, belakangan ikan belida mulai dicari pembeli untuk dijadikan sebagai ikan penghias aquarium.
“Jualnya mudah, sekarang banyak yang cari buat jadi ikan hias. Karena itu tadi, sudah mulai langka dan susah dicari,” jelas dia.
Dibandingkan dengan ikan hias sungai lainnya seperti ikan betutu, dan ikan tiger fish, bentuk dan corak belida,menurutAmin,sangat sederhana. Berbentuk tipis dengan permukaan punggung menonjol, dan berwarna hitam sedikit pekat sekilas ikan ini tidak begitu istimewa.
Apalagi sifatnya juga cenderung diam di dasar aquarium dan tidak lincah seperti ikan lainnya. Namun demikian, belida diakuinya kini masuk dalam daftar ikan hias sungai yang mahal.Kelangkaan populasinya membuat harga ikan belida dijual dengan harga yang lumayan tinggi. Tengok saja, belida kecil berusia 2-3 minggu dengan panjang kurang dari 01 cm yang ada di dalam aquarium lapaknya.
Dihargai hingga Rp30.000 per ekor. Tak heran jika ikan belida berukuran seberat 3kg, yang pernah didapatnya dari pemasok langsung disikat pembeli meski dihargai hingga Rp850.000.
“Sekarang dapatnya sedikit, paling 4-7 ekor. Kalau ramai 2-3 hari, ikan itu habis dibeli orang. Macem-macem, ada pembeli dari Jambi ada juga yang dari Jakarta,” ujar Amin.
Pembeli itu rata-rata tertarik mengoleksi belida jadi ikan hias, karena sudah tahu belida mulai langka dan susah ditemukan.
Selain itu, belida juga termasuk ikan yang mampu survive dalam tempo waktu yang lama.Apalagi jika dirawat dengan seksama dan teliti, umurnya bisa panjang mencapai puluhan tahun. Selain berwarna hitam gelap, belida yang biasa dijualnya ini juga ada yang berwarna putih. Meski terkadang banyak pasokan ikan belida Thailand, Amin mengatakan, ikan belida Palembang tetap menjadi primadona penggemar hewan air tawar. Belida Palembang memiliki karakteristik yang berbeda.
Belida cenderung bisa memiliki ukuran tubuh hingga puluhan kilogram, berbeda dengan belida Thailand yang rata-rata hanya 1 kilogram. Perbedaan ketahanan fisiknya juga berbanding jauh.
“Lebih enak jual belida Palembang, airnya cukup dikasih garam sedikit belida bisa tahan berbulan-bulan di aquarium. Lain dengan belida Thailand,” ujar dia.
Selain generasinya yang terus berkurang, memelihara ikan ini juga diakuinya sangat mudah, cukup diberi makan dua kali sehari pagi dan sore, belida bisa menghias aquarium dengan bentuknya yang sederhana namun unik.
Anak udang kecil yang segar adalah santapan favoritnya, selain anak-anak ikan yang masih kecil bagi ikan endemis Sungai Musi tersebut.
“Yang beli banyak sekali, soalnya mereka mulai penasaran. Termasuk orang Palembang sendiri, mereka mengaku banyak belum pernah lihat belida secara langsung. Jadi pas lihat langsung tertarik untuk koleksi,” pungkas dia.
Sumber : http://budidaya-ikan.com/ikan-belida-mulai-diburu-sebagai-ikan-hias/
Walaupun memiliki postur tubuh dan motif sederhana, belakangan ikan belida mulai dicari pembeli untuk dijadikan sebagai ikan penghias aquarium.
“Jualnya mudah, sekarang banyak yang cari buat jadi ikan hias. Karena itu tadi, sudah mulai langka dan susah dicari,” jelas dia.
Dibandingkan dengan ikan hias sungai lainnya seperti ikan betutu, dan ikan tiger fish, bentuk dan corak belida,menurutAmin,sangat sederhana. Berbentuk tipis dengan permukaan punggung menonjol, dan berwarna hitam sedikit pekat sekilas ikan ini tidak begitu istimewa.
Apalagi sifatnya juga cenderung diam di dasar aquarium dan tidak lincah seperti ikan lainnya. Namun demikian, belida diakuinya kini masuk dalam daftar ikan hias sungai yang mahal.Kelangkaan populasinya membuat harga ikan belida dijual dengan harga yang lumayan tinggi. Tengok saja, belida kecil berusia 2-3 minggu dengan panjang kurang dari 01 cm yang ada di dalam aquarium lapaknya.
Dihargai hingga Rp30.000 per ekor. Tak heran jika ikan belida berukuran seberat 3kg, yang pernah didapatnya dari pemasok langsung disikat pembeli meski dihargai hingga Rp850.000.
“Sekarang dapatnya sedikit, paling 4-7 ekor. Kalau ramai 2-3 hari, ikan itu habis dibeli orang. Macem-macem, ada pembeli dari Jambi ada juga yang dari Jakarta,” ujar Amin.
Pembeli itu rata-rata tertarik mengoleksi belida jadi ikan hias, karena sudah tahu belida mulai langka dan susah ditemukan.
Selain itu, belida juga termasuk ikan yang mampu survive dalam tempo waktu yang lama.Apalagi jika dirawat dengan seksama dan teliti, umurnya bisa panjang mencapai puluhan tahun. Selain berwarna hitam gelap, belida yang biasa dijualnya ini juga ada yang berwarna putih. Meski terkadang banyak pasokan ikan belida Thailand, Amin mengatakan, ikan belida Palembang tetap menjadi primadona penggemar hewan air tawar. Belida Palembang memiliki karakteristik yang berbeda.
Belida cenderung bisa memiliki ukuran tubuh hingga puluhan kilogram, berbeda dengan belida Thailand yang rata-rata hanya 1 kilogram. Perbedaan ketahanan fisiknya juga berbanding jauh.
“Lebih enak jual belida Palembang, airnya cukup dikasih garam sedikit belida bisa tahan berbulan-bulan di aquarium. Lain dengan belida Thailand,” ujar dia.
Selain generasinya yang terus berkurang, memelihara ikan ini juga diakuinya sangat mudah, cukup diberi makan dua kali sehari pagi dan sore, belida bisa menghias aquarium dengan bentuknya yang sederhana namun unik.
Anak udang kecil yang segar adalah santapan favoritnya, selain anak-anak ikan yang masih kecil bagi ikan endemis Sungai Musi tersebut.
“Yang beli banyak sekali, soalnya mereka mulai penasaran. Termasuk orang Palembang sendiri, mereka mengaku banyak belum pernah lihat belida secara langsung. Jadi pas lihat langsung tertarik untuk koleksi,” pungkas dia.
Sumber : http://budidaya-ikan.com/ikan-belida-mulai-diburu-sebagai-ikan-hias/